Kamis, 16 April 2015

Sastra Pengaruh Hindu



Penggolongan Sastra Nusantara Pengaruh Hindu
Epos Mahabarata dan Ramayana

9.1 Pendahuluan
Pada bab ini  akan dibahas tentang  sastra nusantara yang mendapatkan pengaruh asing., terutama pengaruh hindu. Pengaruh Hindu sangat kentara dalam kebudayaan lisan Indonesia, hal ini juga dalam perkembangan sastra lisan yang ada di Indonesia. salah satu sastra nusantara pengaruh Hindu yang sangat terkenal di Indonesia adalah cerita ramayana dan mahabrata.  Dalam bab ini akan dibahas tentang epos yang terkenal tersebut, sekaligus sebagai pengingat kesusastraan Indonesia dengan pengaruh Hindu.
Bab ini perlu dipahami mengingat bahwa mahasiswa memerlukan pemahaman awal tentang sastra nusantara pengaruh asing, serta mahasiswa juga akan disuguhi oleh epos ramayana dan mahabarata sebagai bentuk kekakayaan sastra nusantara.
 Tujuan yang hendak dicapai dalam bab sembilan ini akan dikemukakan berikut ini. Pertama, siswa mampu menjelaskan pengaruh hindu dalam sastra nusantara melalui epos ramayana dan mahabarata. Kedua, mahasiswa mampu menjelaskan tentang epos ramayana dan mahabarata berikut sejarahnya.

9.2 Materi
Materi bab ini merujuk pada buku Fang, halaman 60-141 :
Periodisasi sastra lama salah satunya berdasarkan pengaruh adalah kesusastraan yang dipengaruhi oleh Hindu. Karya sastra pengaruh Hindu adalah Mahabharata dan Ramayana. Kedua kitab ini merupakan wiracarita (epos atau cerita pahlawan). Wiracarita Mahabharata dan Ramayana merupakan karya sastra India yang sangat masyur. Di Indonesia keduanya sangat digemari masyarakat.
9.2.1  Cerita Mahabharata
Tema pokok Mahabharata adalah kebenaran mengalahkan kebatilan. Oleh penulisnya tema ini diberi latar belakang tata kehidupan, yaitu soal agama dan etika (dharmacastra), soal politik dan pemerintahan (arthcastra), serta filsafat dan ajaran kebebasan (moksacastra).
Kisah Mahabharata disusun oleh Wiyasa, kisah ini terbentuk dari bait-bait seloka. Kisah mahabharata terbagi oleh delapan belas bagian cerita atau delapan belas parwa, berupa :  Adiparwa, Saba parwa, Aranya parwa, Wirata parwa, Udyoga parwa, Bisma parwa, Drona parwa, Karma parwa, Salya parwa, Saupti kaparwa, Stri  parwa, Santi parwa, Anusasana parwa,  Aswamedaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Suargarohanaparwa
Dalam bahasa indonesia cerita mahabharata terbagi atas empat, yaitu:
1.      Hikayat pandawa lima
2.      Hikayat pandawa pancakakawin
3.      Hikayat perang pandawa jaya
4.      Hikayat sang boma
Dalam bahasa Jawa Kuna parwa-parwa ditulis dalam bentuk prosa. Ada juga yang diubah dalam bentuk puisi kakawain, yaitu puisi yang dikembangkan dari puisi India Kuno yang disebut Kawiya. Kawiya kakawin dibagi lima bagian :
1.      Barata Yuda merupak inti cerita Mahabharata yaitu perang besar kurawa dan pandawa.
2.      Kakawin Arjuna Wiwaha menceritakan perkawinan Arjuna dengan Supraba, kisah ini merupakan sindiran perkawinan Raja Airlangga (petikanwana parwa).
3.      Kakawin Kresnayana menceritakan perkawinan Krisna dan Rukmini.
4.      Bomakawia merupakan kisah Samba putra Kresna memperistri Yajnyawati, setelah Boma dikalahkan Kresna.
5.      Gatotkaca Sraya berkisah tentang perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundari yang mendapatkan hambatan dari Baladewa akan tetapi terlaksana berkat bantuan Gatotkaca
Menurut karya sastra jawa baru mahabharata terbagi atas empat kisah, yaitu:
1)      Arjuna Wijaya;
2)      Arjuna Sasrabau;
3)      Bimasuci; dan
4)      Nawaruci.
Pada awalnya Mahabharata berbahasa Sansekerta kemudian sekitar abad ke-10 yakni pada pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama Tungga Dewa di Jawa Timur tahun 991s.d. 1007 M diubah dalam bahasa Jawa. Menurut Dr.Th.Piggeaud kisah Mahabharata terjadi pada zaman raja Airlangga di Kahuripan.
Proses pengindonesiaan Mahabharata mengakibatkan terjadinya pengubahan tokoh, cerita, latar, yang disesuaikan dengan pola hidup dan kebudayaan setempat, yaitu tokoh pahlawan sebagai nenek moyang raja-raja di jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar