Penggolongan
Sastra Nusantara Pengaruh Hindu
Epos
Mahabarata dan Ramayana
9.1 Pendahuluan
Pada bab
ini akan dibahas tentang sastra nusantara yang mendapatkan pengaruh
asing., terutama pengaruh hindu. Pengaruh Hindu sangat kentara dalam kebudayaan
lisan Indonesia, hal ini juga dalam perkembangan sastra lisan yang ada di
Indonesia. salah satu sastra nusantara pengaruh Hindu yang sangat terkenal di
Indonesia adalah cerita ramayana dan mahabrata. Dalam bab ini akan dibahas tentang epos yang
terkenal tersebut, sekaligus sebagai pengingat kesusastraan Indonesia dengan
pengaruh Hindu.
Bab ini perlu
dipahami mengingat bahwa mahasiswa memerlukan pemahaman awal tentang sastra
nusantara pengaruh asing, serta mahasiswa juga akan disuguhi oleh epos ramayana
dan mahabarata sebagai bentuk kekakayaan sastra nusantara.
Tujuan yang hendak dicapai dalam bab sembilan
ini akan dikemukakan berikut ini. Pertama, siswa mampu menjelaskan pengaruh hindu
dalam sastra nusantara melalui epos ramayana dan mahabarata. Kedua, mahasiswa
mampu menjelaskan tentang epos ramayana dan mahabarata berikut sejarahnya.
9.2 Materi
Materi
bab ini merujuk pada buku Fang, halaman 60-141 :
Periodisasi
sastra lama salah satunya berdasarkan pengaruh adalah kesusastraan yang
dipengaruhi oleh Hindu. Karya sastra pengaruh Hindu adalah Mahabharata dan
Ramayana. Kedua kitab ini merupakan wiracarita (epos atau cerita pahlawan).
Wiracarita Mahabharata dan Ramayana merupakan karya sastra India yang sangat
masyur. Di Indonesia keduanya sangat digemari masyarakat.
9.2.1 Cerita Mahabharata
Tema pokok
Mahabharata adalah kebenaran mengalahkan kebatilan. Oleh penulisnya tema ini
diberi latar belakang tata kehidupan, yaitu soal agama dan etika
(dharmacastra), soal politik dan pemerintahan (arthcastra), serta filsafat dan
ajaran kebebasan (moksacastra).
Kisah Mahabharata disusun
oleh Wiyasa, kisah ini terbentuk dari bait-bait seloka. Kisah mahabharata
terbagi oleh delapan belas bagian cerita atau delapan belas parwa, berupa : Adiparwa, Saba parwa, Aranya parwa, Wirata
parwa, Udyoga parwa, Bisma parwa, Drona parwa, Karma parwa, Salya parwa, Saupti
kaparwa, Stri parwa, Santi parwa, Anusasana
parwa, Aswamedaparwa,
Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Suargarohanaparwa
Dalam bahasa indonesia cerita
mahabharata terbagi atas empat, yaitu:
1. Hikayat
pandawa lima
2. Hikayat
pandawa pancakakawin
3. Hikayat
perang pandawa jaya
4. Hikayat sang
boma
Dalam bahasa Jawa Kuna parwa-parwa ditulis dalam bentuk prosa. Ada juga yang diubah dalam bentuk
puisi kakawain, yaitu puisi yang dikembangkan dari puisi India Kuno yang disebut Kawiya. Kawiya kakawin
dibagi lima bagian :
1.
Barata Yuda merupak inti cerita Mahabharata
yaitu perang besar kurawa dan pandawa.
2.
Kakawin Arjuna Wiwaha menceritakan perkawinan Arjuna dengan Supraba,
kisah ini merupakan sindiran perkawinan Raja Airlangga (petikanwana parwa).
3.
Kakawin Kresnayana menceritakan perkawinan Krisna dan Rukmini.
4.
Bomakawia
merupakan kisah Samba putra Kresna memperistri Yajnyawati,
setelah Boma dikalahkan Kresna.
5.
Gatotkaca Sraya berkisah tentang perkawinan Abimanyu
dengan Siti Sundari yang mendapatkan hambatan dari Baladewa akan tetapi terlaksana berkat bantuan Gatotkaca
Menurut karya sastra jawa baru
mahabharata terbagi atas empat kisah, yaitu:
1) Arjuna Wijaya;
2) Arjuna Sasrabau;
3) Bimasuci; dan
4) Nawaruci.
Pada awalnya Mahabharata berbahasa Sansekerta
kemudian sekitar abad ke-10 yakni pada pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama Tungga Dewa di Jawa Timur tahun 991s.d. 1007 M diubah dalam bahasa Jawa. Menurut Dr.Th.Piggeaud
kisah Mahabharata terjadi pada zaman raja Airlangga di Kahuripan.
Proses pengindonesiaan Mahabharata mengakibatkan terjadinya pengubahan tokoh, cerita, latar,
yang disesuaikan dengan pola hidup dan kebudayaan setempat, yaitu tokoh
pahlawan sebagai nenek moyang raja-raja di jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar