Rabu, 24 Februari 2016

Keterampilan Meberi Penguatan dan Variasi Pengajaran


KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MEMBERIKAN PENGUATAN DAN  MEMBERIKAN VARIASI DALAM MENGAJAR


A.    Pengertian Keterampilan Mengajar Guru

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat  siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.

B. Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
1.  Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Oleh karena itu para guru perlu mengetahui dasar-dasar pertanyaan yang baik, jenis-jenis pertanyaan yang baik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan keterampilan bertanya tersebut.

Jenis-jenis pertanyaan yang baik
Jenis pertanyaan menurut maksudnya, antara lain:
1.      Pertanyaan permintaan (compliance question).
2.      Pertanyaan retoris (rhetorical question).
3.      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,).
4.      Pertanyaan menggali (probing question).
Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, antara lain:
1.      Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question).
2.      Pertanyaan pemahaman (conprehention question).
3.      Pertanyaan penerapan (application question).
4.      Pertanyaan sintetis (synthesis question).
5.      Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1.      Menjawab pertanyaan sendiri.
2.      Mengulang jawaban siswa.
3.      Mengulang pertanyaan sendiri.
4.      Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak.
5.      Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya.
6.      Mengajukan pertanyaan ganda.
Macam-macam keterampilan bertanya
Sementara itu, keterampilan bertanya sendiri dibedakan atas:
Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik(feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Tujuan pemberian penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Jenis-jenis penguatan
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:
1.      Verbal, yaitu berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti “bagus”, “tepat sekali”, atau “saya puas akan pekerjaanmu”, dan sejenisnya.
2.      Nonverbal, yakni berupa gerak mendekati, mimik dan gerakan badan, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, dan token (simbol atau benda kecil lainnya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dalam memberikan penguatan, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Diberikan dengan hangat dan antusias.
Harus bermakna.
Hindarkan respon negatif terhadap jawaban siswa.
Siswa yang diberikan penguatan harus jelas.
Dapat juga diberikan kepada kelompok siswa tertentu.
Diberikan segera setelah perilaku yang baik ditunjukkan.
Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
1.      Tujuan dan manfaat
Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
2.      Prinsip penggunaan
Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
3.      Komponen-komponen keterampilan dalam mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:
Variasi dalam cara mengajar guru. Variasi dalam cara mengajar gurumeliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru(teachers movement).
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids).
2.      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids).
3.      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik).
4.      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:


1.      Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah).
2.      Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
3.      Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
4.      Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
5.      Pola melingkar, di mana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
1.      Tujuan memberikan penjelasan
Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalah pahaman mereka.
Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
2.      Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu:
Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal berupa kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Komponen-komponen dalam membuka dan menutup pelajaran
   Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
1.      Menarik perhatian siswa. Cara yang dapat digunakan, antara lain:
  Gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
  Penggunaan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar berupa gambar, model, dan skema.
  Pola interaksi yang bervariasi. Variasi pola interaksi yakni guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru.
2.      Menimbulkan motivasi. Cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
   Dengan hangat dan antusias. Hal ini dapat mendorong tingkah dan kesenangan siswa dalam mengerjakan tugas.
   Menimbulkan rasa ingin tahu.
3.      Memberi acuan (structuring), yaitu usaha untuk mengemukakan secara                     spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu cara yang dilakukan adalah:
Mengemukakan tujuan dan batas tugas.
Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan.
Mengingatkan masalah pokok yang dibahas.
Mengajukan pertanyaan saat membuka pelajaran yakni sebelum memulai menjelaskan pelajaran tersebut.
4.      Membuat kaitan.
Meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya.
Membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru.
Menjelaskan konsepnya sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.

Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi:
1.      Meninjau kembali, yang meliputi:
Merangkum inti pelajaran.
Membuat ringkasan.
2.      Mengevaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi meliputi:
Mendemonstrasikan keterampilan.
Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
                  Memberikan soal-soal tertulis.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi
1.      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2.      Memperluas masalah atau urutan pendapat.
3.      Menganalisis pandangan siswa.
4.      Meningkatkan urunan pikir siswa.
5.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
6.      Menutup diskusi.

7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar