KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MEMBERIKAN PENGUATAN DAN MEMBERIKAN
VARIASI DALAM MENGAJAR
A.
Pengertian Keterampilan Mengajar
Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran
yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam
hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan
kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan
untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy
dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang
modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance
of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud
dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru
dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
B. Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
1. Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu
perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
Oleh karena itu para guru perlu mengetahui dasar-dasar pertanyaan yang baik,
jenis-jenis pertanyaan yang baik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan keterampilan bertanya tersebut.
Jenis-jenis pertanyaan yang baik
Jenis pertanyaan menurut maksudnya, antara lain:
1. Pertanyaan
permintaan (compliance question).
2. Pertanyaan
retoris (rhetorical question).
3. Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question,).
4. Pertanyaan
menggali (probing question).
Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, antara lain:
1. Pertanyaan
pengetahuan (recall question atau knowlagde question).
2. Pertanyaan
pemahaman (conprehention question).
3. Pertanyaan
penerapan (application question).
4. Pertanyaan
sintetis (synthesis question).
5. Pertanyaan
evaluasi (evaluation question).
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan
partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap
baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.
Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan
menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan
partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap
yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban
siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1. Menjawab
pertanyaan sendiri.
2. Mengulang
jawaban siswa.
3. Mengulang
pertanyaan sendiri.
4. Mengajukan
pertanyaan dengan jawaban serentak.
5. Menentukan siswa
yang harus menjawab sebelum bertanya.
6. Mengajukan
pertanyaan ganda.
Macam-macam keterampilan bertanya
Sementara itu, keterampilan bertanya sendiri dibedakan
atas:
Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di
maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian
acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan
pemberian tuntunan.
Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan
bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir
siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif
sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun
komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat
kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan
pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik(feed back) bagi si penerima
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Tujuan pemberian penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku
siswa yang produktif.
Jenis-jenis penguatan
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:
1. Verbal, yaitu
berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti “bagus”, “tepat sekali”, atau
“saya puas akan pekerjaanmu”, dan sejenisnya.
2. Nonverbal, yakni
berupa gerak mendekati, mimik dan gerakan badan, sentuhan, kegiatan yang
menyenangkan, dan token (simbol atau benda kecil lainnya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dalam memberikan penguatan, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Diberikan dengan hangat dan antusias.
Harus bermakna.
Hindarkan respon negatif terhadap jawaban siswa.
Siswa yang diberikan penguatan harus jelas.
Dapat juga diberikan kepada kelompok siswa tertentu.
Diberikan segera setelah perilaku yang baik ditunjukkan.
Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta penuh partisipasi.
1. Tujuan dan
manfaat
Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat
ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru
dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik.
2. Prinsip
penggunaan
Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak
akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran.
3. Komponen-komponen
keterampilan dalam mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan
sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok atau komponen, yaitu:
Variasi dalam cara mengajar guru.
Variasi dalam cara mengajar gurumeliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan
atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan
gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru(teachers movement).
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat
digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
1. Variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat (visual aids).
2. Variasi alat
atau bahan yang dapat didengar (auditif aids).
3. Variasi alat
atau bahan yang dapat diraba (motorik).
4. Variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang
didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan
variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan,
serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Pola guru-murid,
yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah).
2. Pola
guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
3. Pola
guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama
lain.
4. Pola guru-murid,
murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara
murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
5. Pola melingkar,
di mana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban,
tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat
giliran.
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
1. Tujuan
memberikan penjelasan
Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat
pemahamannya dan untuk mengatasi kesalah pahaman mereka.
Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
2. Komponen-komponen
dalam keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua,
yaitu:
Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal berupa kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set
induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.Sedangkan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup
pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Komponen-komponen dalam membuka dan menutup pelajaran
Komponen keterampilan membuka
pelajaran meliputi:
1. Menarik
perhatian siswa. Cara yang dapat digunakan, antara lain:
Gaya mengajar
guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru
seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
Penggunaan alat
bantu mengajar. Alat bantu mengajar berupa gambar, model, dan skema.
Pola interaksi
yang bervariasi. Variasi pola interaksi yakni guru-siswa, siswa-siswa, dan
siswa-guru.
2. Menimbulkan
motivasi. Cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
Dengan hangat
dan antusias. Hal ini dapat mendorong tingkah dan kesenangan siswa dalam
mengerjakan tugas.
Menimbulkan
rasa ingin tahu.
3. Memberi
acuan (structuring), yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat
serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas
mengenai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu cara yang dilakukan adalah:
Mengemukakan tujuan dan batas tugas.
Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan.
Mengingatkan masalah pokok yang dibahas.
Mengajukan pertanyaan saat membuka pelajaran yakni
sebelum memulai menjelaskan pelajaran tersebut.
4. Membuat
kaitan.
Meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya.
Membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan
baru.
Menjelaskan konsepnya sebelum mengerjakan bahan secara
terperinci.
Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi:
1. Meninjau
kembali, yang meliputi:
Merangkum inti pelajaran.
Membuat ringkasan.
2. Mengevaluasi. Bentuk-bentuk
evaluasi meliputi:
Mendemonstrasikan keterampilan.
Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
Memberikan soal-soal
tertulis.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi
1. Memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2. Memperluas
masalah atau urutan pendapat.
3. Menganalisis
pandangan siswa.
4. Meningkatkan
urunan pikir siswa.
5. Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi.
6. Menutup
diskusi.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain
kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku
siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar